Liputan6.com, Southampton - Isu perubahan iklim yang akan terjadi di Bumi kita masih terus diteliti oleh para ilmuwan. Jika sebelumnya NASA pernah memprediksikan bahwa Bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam kurun waktu 85 tahun lagi, kini para ilmuwan dari University of Southampton melontarkan sebuah prediksi bahwa iklim Bumi akan berubah seperti yang terjadi di film The Day After Tomorrow.
Awalnya, peristiwa perubahan iklim yang terjadi di film tersebut sempat dibantah oleh para ilmuwan karena tidak masuk akal secara ilmiah. Namun, kini banyak yang beranggapan bahwa perubahan iklim yang akan terjadi di sebagian permukaan Bumi bisa sama persis dengan ada di film.
Menurut informasi yang tim Tekno Liputan6.com lansir dari laman International Business Times, Kamis (15/10/2015), para ilmuwan tersebut tengah meneliti teori ini.
Dengan menggunakan model iklim ECHAM milik Jerman di Max Planck Insitute, Profesor Sybren Drijfhout yang juga merupakan pemimpin proyek penelitian dari Ocean and Earth Science University of Southampton, mengambil kesimpulan jika sistem Atlantic Meridional Overtuning Circulation (AMOC) yang berada di Samudera Atlantik bisa ambruk karena efek pemanasan global (seperti yang terjadi di film The Day After Tomorrow), maka sebagian besar permukaan Bumi akan membeku kurang lebih selama 20 tahun lamanya.
Data perubahan iklim Bumi yang diteliti oleh para ilmuwan di University of Southampton (Doc: IB Times)
Di saat yang sama, ia melanjutkan, pemanasan global justru terus akan berlanjut dengan temperatur global sebesar 0.8 derajat Celsius.
"Bumi akan pulih dari runtuhnya AMOC pada 40 tahun setelahnya, namun pemanasan global akan terus-menerus terjadi. Tetapi, di dekat lokasi perbatasan timur Atlantik Utara (kepulauan Inggris) harus membutuhkan waktu sekitar lebih dari 1 abad agar suhunya kembali seperti sedia kala," tuturnya.
"Saya melihat dari sebuah studi yang juga dipublikasikan di Scientific Report, menjelaskan bahwa efek pendinginan atmosfer dari runtuhnya AMOC ini terjadi karena aliran panas yang terhantar dari atmosfer ke dalam samudera. Ini telah kami amati selama 15 tahun terakhir melewati berbagai jeda iklim," tambahnya.
Terlepas dari semua teori yang dilontarkan ilmuwan, mungkin kini sudah saatnya manusia sadar akan pentingnya dampak dari pemanasan global dengan melestarikan lingkungan sebelum Bumi semakin menua.
Awalnya, peristiwa perubahan iklim yang terjadi di film tersebut sempat dibantah oleh para ilmuwan karena tidak masuk akal secara ilmiah. Namun, kini banyak yang beranggapan bahwa perubahan iklim yang akan terjadi di sebagian permukaan Bumi bisa sama persis dengan ada di film.
Menurut informasi yang tim Tekno Liputan6.com lansir dari laman International Business Times, Kamis (15/10/2015), para ilmuwan tersebut tengah meneliti teori ini.
Dengan menggunakan model iklim ECHAM milik Jerman di Max Planck Insitute, Profesor Sybren Drijfhout yang juga merupakan pemimpin proyek penelitian dari Ocean and Earth Science University of Southampton, mengambil kesimpulan jika sistem Atlantic Meridional Overtuning Circulation (AMOC) yang berada di Samudera Atlantik bisa ambruk karena efek pemanasan global (seperti yang terjadi di film The Day After Tomorrow), maka sebagian besar permukaan Bumi akan membeku kurang lebih selama 20 tahun lamanya.
Data perubahan iklim Bumi yang diteliti oleh para ilmuwan di University of Southampton (Doc: IB Times)
Di saat yang sama, ia melanjutkan, pemanasan global justru terus akan berlanjut dengan temperatur global sebesar 0.8 derajat Celsius.
"Bumi akan pulih dari runtuhnya AMOC pada 40 tahun setelahnya, namun pemanasan global akan terus-menerus terjadi. Tetapi, di dekat lokasi perbatasan timur Atlantik Utara (kepulauan Inggris) harus membutuhkan waktu sekitar lebih dari 1 abad agar suhunya kembali seperti sedia kala," tuturnya.
"Saya melihat dari sebuah studi yang juga dipublikasikan di Scientific Report, menjelaskan bahwa efek pendinginan atmosfer dari runtuhnya AMOC ini terjadi karena aliran panas yang terhantar dari atmosfer ke dalam samudera. Ini telah kami amati selama 15 tahun terakhir melewati berbagai jeda iklim," tambahnya.
Terlepas dari semua teori yang dilontarkan ilmuwan, mungkin kini sudah saatnya manusia sadar akan pentingnya dampak dari pemanasan global dengan melestarikan lingkungan sebelum Bumi semakin menua.
http://tekno.liputan6.com/read/2339277/sebagian-permukaan-bumi-bakal-membeku-selama-20-tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar