Kanker kepala dan leher mungkin tidak sepopuler jenis kanker lainnya. Tapi jumlah pasien kanker ini terus meningkat. Saat ini dilaporkan sekitar 640.000 kasus baru tiap tahun ditemukan di dunia dengan angka kematian 350.000 kasus per tahunnya.
Kanker kepala leher merupakan suatu kategori keganasan yang tumbuh di organ-organ yang hanya berada di bagian leher seperti kanker nasofaring, rongga pada sekitar hidung, pita suara, atau tiroid. Sebagian besar, kasus pada kanker kepala dan leher belum diketahui penyebab pastinya.
"Namun ada beberapa faktor risiko yang diketahui memiliki peran penting memicu kanker kepala dan leher yaitu rokok dan alkohol," ujar dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hal itu disampaikan dr Lily dalam seminar awam 'Yuk Peduli Kanker Kepala dan Leher' di Gedung Adhytama, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (29/7/2016).
Dijelaskan dr Lily, kanker kepala dan leher memiliki gejala seperti muncul benjolan, perubahan suara, perdarahan, dan sumbatan jalan napas. Maka dari itu dr Lily menganjurkan untuk melakukan pencegahan sejak dini.
"Kita perlu berperilaku CERDIK. Cek kesehatan secara rutin. Enyahkan asap rokok. Rajin beraktivitas. Diet seimbang. Istirahat cukup, dan kelola stres," imbuh dr Lily.
Hisham Mehanna dari Institute of Head and Neck Studies di Britain's University Hospital Coventry beberapa waktu lalu menyebut pasien kanker kepala dan leher yang terkait dengan HPV banyak dialami orang yang masih muda dan kalangan pekerja. Namun kanker kepala dan leher tidak begitu mematikan dibandingkan kanker lain yang terkait dengan rokok atau minum alkohol. Sehingga ada kemungkinan pasien dapat hidup lebih lama jika didukung pengobatan fisik dan psikologis.
http://health.detik.com/read/2016/07/29/133007/3264314/763/rokok-dan-alkohol-bisa-turut-picu-kanker-leher-dan-kepala?l992205755
Tidak ada komentar:
Posting Komentar