Foto: SWNS.com
Lincolnshire, Inggris, Setelah menemukan beberapa lubang di tengkoraknya, dokter mendiagnosis Oliver Chapman dengan sebuah penyakit kronis nan langka. Namanya juga begitu asing, Langerhans Cell Histiocytosis (LHC).
Diagnosis itu didapat Oliver saat usianya baru menginjak 20 bulan. Semenjak itu, Oliver harus keluar masuk rumah sakit selama dua tahun untuk menjalani berbagai prosedur medis, mulai dari kemoterapi, scanning hingga operasi.
LHC sendiri merupakan kondisi yang terjadi saat sel-sel Langerhans (sel darah putih yang berada di kulit dan umumnya membantu melawan infeksi, red) diproduksi dalam jumlah yang berlebihan dan menyebar ke seluruh tubuh.
Menariknya, bocah yang tinggal di Deeping St James, Lincolnshire, Inggris ini diajari cara unik untuk membantu mengalihkan perhatiannya. Oleh staf rumah sakit, ia diminta mengumpulkan manik warna-warni yang diklaim dapat mengatasi kesakitan dan kecemasan pasien anak ketika harus menjalani pengobatan.
Tiap kali melakukan satu prosedur, satu biji manik dimasukkan ke dalam dalam benang. Manik-manik ini sendiri diberi nama khusus, yaitu 'Beads of Courage' sebagai bukti bahwa anak-anak seperti Oliver mampu menjalani berbagai pengobatan dengan gagah berani.
Kini, ketika usianya menginjak tiga tahun, total Oliver telah mengumpulkan 1.533 biji manik-manik atau sepanjang 16 meter bila dibentangkan. 1.553 biji manik yang dikumpulkan sejak bulan Februari 2014 lalu itu terdiri atas 17 warna yang berbeda, yang menunjukkan perbedaan jenis pengobatan yang didapatkannya.
Jadi 463 manik putih untuk setiap dosis kemoterapi yang diperoleh Oliver; 362 manik biru untuk pemberian steroid; 136 manik hijau muda untuk tiap kali Oliver mengalami demam dan harus diisolasi; 125 manik hitam untuk tiap suntikan yang didapat si kecil.
120 Manik ungu untuk antibiotik yang diberikan kepada Oliver; 101 manik kuning untuk frekuensi Oliver dirawat di rumah sakit; 90 manik ungu muda yang menunjukkan saat-saat di mana Oliver mendapat kunjungan dari perawat; dan 56 manik abu-abu untuk pergantian penutup luka.
Sedangkan 33 manik hijau untuk prosedur scan seperti X-ray dan MRI yang dilakoni Oliver serta 14 manik pink untuk saat-saat di mana Oliver dibius atau diberi anestesi. Ada juga 11 manik-manik pelangi untuk sesi fisioterapi; 11 manik merah untuk transfusi darah; 8 manik krem untuk biopsi; 4 manik biru muda untuk perawatan mulut; 4 manik berwarna akua untuk saat di mana Oliver dipasangi kateter.
Terakhir, 11 manik khusus dengan warna kombinasi yang menunjukkan saat di mana Oliver 'libur' mendapat prosedur medis. Ada pula satu manik berwarna oranye sebagai bukti bahwa Oliver pernah menjalani operasi kecil untuk memasang semacam port di bawah kulitnya.
Oliver bisa mengumpulkan manik-manik sebanyak itu karena dalam sehari, rata-rata ia bisa mendapatkan empat prosedur berbeda sekaligus. "Saya harus mencatat setiap prosedur yang dilakoni Oliver dan ketika sesampainya di rumah, saya akan memperlihatkannya pada staf rumah sakit, dan mereka memberi Oliver manik-manik itu," urai sang ibu, Danielle Harper.
Manik-manik ini juga memberikan gambaran perjuangan Oliver yang jatuh bangun karena LHC. Di tahun pertama, bocah asal Deeping St James, Lincolnshire itu sempat menjalani kemoterapi dan mulai memperlihatkan tanda-tanda kesembuhan.
Tetapi saat kemoterapinya akan dihentikan, kankernya kembali lagi, bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Hal ini terlihat dari perut Oliver yang membuncit sejak LHC menyebar ke liver dan ususnya.
"Oliver sangat menyukai dan bangga terhadap manik-manik ini, seperti prestasi tersendiri. Di masa depan, kami akan melihat manik-manik ini sebagai bukti perjuangan dan betapa beraninya Oliver," kata Danielle seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (15/2/2016).
Saat ini, Oliver tengah terlibat dalam sebuah percobaan klinis di Great Ormond Street Hospital, London yang diperkirakan akan berakhir tahun ini. Sejauh ini, efek samping yang diperlihatkan tidak seburuk ketika harus kemoterapi. Itu artinya Oliver jadi tidak mudah lelah dan lebih kuat dari sebelumnya.
Oliver bahkan bisa masuk sekolah untuk pertama kalinya. Sang ibu, Danielle juga berhasil menggalang dana sebesar 2.000 poundsterling (Rp 38.8 juta) lebih untuk membiayai riset terkait LHC
http://health.detik.com/read/2016/02/15/171105/3142515/1301/kisah-oliver-yang-harus-jalani-ribuan-prosedur-untuk-bisa-bertahan-hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar