Seringkali kita berdoa dengan penuh kesungguhan hati, tetapi doa kita terasa tidak kunjung mendapatkan jawabannya, apakah kita lantas menyerah dan tidak mau berdoa lagi?
ataukah kita menyalahkan Tuhan dan menganggap Tuhan tidak mau mendengarkan doa kita?
ataukah sesungguhnya pernahkan kita melihat kembali diri kita yang penuh kesalahan yang disengaja ataupun tidak sengaja?
Marilah kita merenung sejenak, memikirkan kembali apa yang telah kita perbuat selama ini sebelum menuduh dunia sudah berlaku tidak adil.
Berikut ini beberapa untaian kata yang dapat kita renungkan dalam hati, yang mungkin menyadarkan kita tentang sesuatu yang terlupakan.
Dalam doa segala puja dan puji kita panjatkan,
namun dalam perbuatan terhadap sesama penuh cacian dan kutukan.
Dalam doa segala hormat dan kerandahan hati kita persembahkan,
namun dalam perbuatan kita mengadili dan menindas sesama dengan kejam.
Dalam doa pikiran penuh kasih dan kearifan,
namun dalam perbuatan penuh kebencian dan kebodohan.
Dalam doa mengaku dosa dan kejahatan,
namun dalam perbuatan merasa diri paling suci dan benar.
Dalam doa jalinan kata yang diucapkan begitu indah, penuh kebaikan, kedamaian, dan kelembutan,
namun dalam perbuatan penuh kekerasan, keegoisan, dan kejahatan.
Dalam doa tak henti-hentinya kita memohon berkah dan rejeki,
namun dalam perbuatan tak pernah mau memberi sedikitpun pada yang susah.
Mungkinkah doa dapat dipisahkan dari perbuatan?
Mungkinkah doa lebih ampuh dari perbuatan?
Atau doa lebih menggugah daripada perbuatan?
Mungkinkah Tuhan, Para Buddha, dan Para Suci lebih menyukai doa daripada perbuatan?
Mungkinkah dengan doa yang bagus, semua perbutan jahat tak perlu lagi dipertanggung jawabkan atau sudah diperbolehkan?
http://www.maitreya-mapanbumi.or.id/antara-doa-dan-perbuatan/
Dalam doa segala puja dan puji kita panjatkan,
namun dalam perbuatan terhadap sesama penuh cacian dan kutukan.
Dalam doa segala hormat dan kerandahan hati kita persembahkan,
namun dalam perbuatan kita mengadili dan menindas sesama dengan kejam.
Dalam doa pikiran penuh kasih dan kearifan,
namun dalam perbuatan penuh kebencian dan kebodohan.
Dalam doa mengaku dosa dan kejahatan,
namun dalam perbuatan merasa diri paling suci dan benar.
Dalam doa jalinan kata yang diucapkan begitu indah, penuh kebaikan, kedamaian, dan kelembutan,
namun dalam perbuatan penuh kekerasan, keegoisan, dan kejahatan.
Dalam doa tak henti-hentinya kita memohon berkah dan rejeki,
namun dalam perbuatan tak pernah mau memberi sedikitpun pada yang susah.
Mungkinkah doa dapat dipisahkan dari perbuatan?
Mungkinkah doa lebih ampuh dari perbuatan?
Atau doa lebih menggugah daripada perbuatan?
Mungkinkah Tuhan, Para Buddha, dan Para Suci lebih menyukai doa daripada perbuatan?
Mungkinkah dengan doa yang bagus, semua perbutan jahat tak perlu lagi dipertanggung jawabkan atau sudah diperbolehkan?
http://www.maitreya-mapanbumi.or.id/antara-doa-dan-perbuatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar