Antioksidan yang terdapat dalam ubi ungu adalah antosianin. Menurut Prof.Ali Khomsan, Guru Besar Gizi Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor, antosianin memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-inflamasi dan mampu merelaksasi pembuluh darah.
Keunggulan lainnya adalah mengandung karbohidrat kompleks sehingga tidak cepat membuat gula darah meningkat, tinggi serat, non-gluten, serta mengandung betakaroten yang tinggi.
"Kandungan antosianin dalam ubi ungu sekitar 110 mg, sementara pada ubi putih 0.06 mg dan ubi kuning 4,56 mg. Sementara itu betakaroten ubi ungu mencapai 9.900 mkg, ubi putih 260 mkg, dan ubi kuning 2.900," papar Ali dalam acara temu media di Jakarta (5/9/2016).
Antioksidan sendiri merupakan zat penangkal radikal bebas pemicu penuaan dini, peradangan dalam tubuh, hingga kanker.
Dengan segala kelebihan ubi ungu tersebut, menurut Ali, bahan pangan ini bisa digolongkan ke dalam pangan fungsional.
"Pangan fungsional artinya dapat diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Bahkan, dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu," ujarnya.
Umbi-umbian sebenarnya sudah sejak lama dibudidayakan dan dikonsumi oleh masyarakat Indonesia. Namun, semakin lama jumlah konsumsinya terus menurun tergeser oleh meningkatnya konsumsi nasi.
"Makanan berbasis umbi-umbian sebenarnya bisa menjadi pilihan dalam diservifikasi pangan. Kandungan gizinya yang superior berpeluang untuk dikembangkan sebagai makanan pokok untuk mengurangi konsumsi beras," kata Ali.
Bentuk sederhana dari diversifikasi pangan dapat dilakukan melalui dietpelangi atau pola makan yang memasukkan berbagai makanan alami beraneka warna. Selain itu, pola makan itu juga bisa diperkenalkan sejak anak-anak.
Ubi ungu bisa dikonsumsi dengan cara direbus, kukus, panggang, atau dikeringkan untuk dibuat tepung.
http://health.kompas.com/read/2016/09/06/070600323/Ubi.Ungu.Pangan.Lokal.Kaya.Antioksidan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar