Jumat, 17/04/2015 13:51 WIB
Texas, Kematian pria ini bisa dikatakan misterius. Ketika pertama kali jatuh sakit, diagnosisnya justru mengatakan ia mengalami gangguan jiwa. Bahkan ia beberapa kali dilarikan ke rumah sakit jiwa karenanya. Namun hasil otopsi berkata lain.
Pria ini lahir di Timur Tengah lantas pindah ke Amerika di tahun 1990-an. Di sana ia menjadi warga negara naturalisasi dan dilaporkan sehat-sehat saja hingga akhir tahun 2012. Namun di tahun yang sama, atau saat usianya menginjak 40-an tahun, tiba-tiba ia memperlihatkan gejala depresi dan gelisah.
Bahkan makin lama ia makin sering berhalusinasi dan mengalami perubahan perilaku, termasuk menjadi tertutup. Awalnya dokter menduga ia mengidap depresi yang disertai dengan gejala psikosis atau gangguan bipolar dengan psikosis. Tapi walaupun sudah menjalani pengobatan, ia tetap juga tak sembuh.
Namun tim dokter menemukan ada satu gejala aneh pada fisik si pasien, yaitu ototnya seringkali refleks atau bergerak dengan sendirinya. Dari ia lantas diminta menjalani serangkaian tes khusus dan tim dokter menduga pria ini mengidap 'variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD)'.
Hal ini diperkuat dengan hasil tes urine-nya yang positif, meskipun pemeriksaan pada sampel darahnya menyatakan negatif. Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan biopsi otak, namun bila dilakukan pada pasien yang masih hidup, ini akan memperburuk kondisinya.
Tak berapa lama kemudian kondisi si pasien benar-benar memburuk dan ia pun meninggal pada bulan Mei tahun lalu di Texas. Barulah tim dokter bisa melakukan biopsi otak dan memastikan si pasien mengidap vCJD
Perlu diketahui bahwa vCJD merupakan kondisi langka. Itulah mengapa dokter sempat berulang kali salah mendiagnosis si pasien. Penyakit ini diduga muncul karena mengonsumsi daging yang telah terkontaminasi oleh prion, atau protein yang membawa penyakit menular dan membentuk lesi di otak.
Kasus vCJD terbesar terjadi di Inggris, yakni 200 kasus dalam kurun tahun 1980-1990an. Di Amerika sendiri baru tercatat ada tiga kasus vCJD, kebetulan seluruh pasien sebelumnya pernah tinggal di Inggris atau Saudi Arabia.
Hal yang sama ditemukan pada pasien. Ia memang tidak pernah tinggal di Inggris, namun ia pernah tinggal di Kuwait, Rusia dan Lebanon. Dan ini semakin menguatkan dugaan peneliti tentang asal-muasal penyakit vCJD yang diidapnya, karena kebetulan ketiga negara tersebut mengimpor daging dari Inggris.
"Gejala penyakit ini cenderung muncul belakangan sehingga menyulitkan kami untuk memberikan diagnosis," ungkap peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Baylor College of Medicine, seperti dikutip dariLivescience, Jumat (17/4/2015).
Tapi dengan adanya kasus ini, setidaknya peneliti berharap para dokter dapat mengantisipasi pasien yang pernah tinggal di negara-negara endemik vCJD, sehingga bila gejala itu muncul, pasien sudah tertangani lebih dini.
http://health.detik.com/read/2015/04/17/134819/2890394/763/2/sakit-otak-akibat-makan-daging-impor-10-tahun-lalu-pria-ini-meninggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar