Senin, 28 September 2015

Mengenal Kolesterol Baik dan Kolesterol Jahat

Kolesterol Baik dan Kolesterol Jahat, Bagaimana Bedanya?

Jakarta, Saat mendengar kata kolesterol, mungkin yang terlintas di benak Anda adalah kegemukan dan penyakit. Seram ya. Padahal tidak semua menyeramkan.

Ya, kolesterol memang ada yang jahat dan tentunya memberikan sejumlah ancaman seram bagi kesehatan. Namun ada juga kolesterol yang baik. Sebab bagaimanapun, tubuh manusia membutuhkan kolesterol.

Rata-rata manusia membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari. Pada kebanyakan orang, liver biasanya memproduksi sekitar 70-75 persen kolesterol dalam darah, sedangkan sisanya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Apa sih kegunaan kolesterol? Dikutip dari tulisan Jonathan Isaacsohn, MD tentang peran kolesterol di Yale University School of Medicine Heart Book dan ditulis pada Senin (21/9/2015), pada manusia kolesterol memainkan tiga peran utama. Pertama, sebagai bahan baku pembuatan hormon-hormon.

Kedua, membantu hati untuk menghasilkan asam empedu yang penting untuk pencernaan lemak. Ketiga, merupakan komponen utama dari membran dan struktur sel yag bermanfaat bagi jaringan tubuh.

Di masyarakat masih sering didengar bahwa kolesterol sama dengan lemak. Makanan yang berlemak dianggap tinggi kolesterol juga. Padahal kenyataanya tidak seperti itu. Suatu makanan bisa saja tinggi lemak, tapi belum tentu berarti tinggi kolesterol




Lemak merupakan zat yang kaya energi. Selain itu komponen lemak tidak bisa larut dalam air biasa. Sementara kolesterol merupakan salah satu sub bagian dari lemak. Kolesterol diartikan juga sebagai senyawa lemak yang kompleks. Karena tidak larut dalam air, maka untuk bisa dibawa melalui aliran darah, ia harus membentuk suatu struktur yang disebut lipoprotein.

Untuk itu di dalam tubuh terdapat HDL atau high-density lipoprotein dan LDL (low density lipoprotein). HDL dikenal sebagai kolesterol 'baik'. Mengapa? Karena HDL menjaga pembuluh darah arteri tetap bersih dan bagus untuk kesehatan jantung.

Sedangkan LDL (low density lipoprotein) sering disebut kolesterol 'jahat' yang dikaitkan dengan meningkatnya risiko aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah karena penumpukan plak kolesterol. Nah, dampak aterosklerosis antara lain serangan jantung dan stroke.

Menurut dr Iwan Surjadi Handoko dari Kalbe Nutritionals, baik LDL maupun HDL sebenarnya memiliki manfaat bagi tubuh manusia. LDL berperan membawa kolesterol ke sel-sel tubuh karena sel-sel tubuh memang membutuhkan kolesterol. Sedangkan HDL akan membawa balik kolesterol ke dalam hati. Karena itu jangan sampai LDL tinggi, dan HDL-nya malah rendah.

Perbedaan densitas HDL dan LDL mengacu pada tinggi rendahnya protein yang terkandung. HDL memiliki sifat kimia berat sehingga tidak mudah menempel di dinding pembuluh darah. Untuk diketahui 50 persen berat partikel HDL berasal dari protein dan hanya 20 persen dari kolesterol.

Berbeda dengan LDL yang 50 persen partikelnya adalah kolesterol dan hanya 25 persen protein. Karena itu LDL lebih mudah menempel di dinding pembuluh darah.

Ketika kadar LDL seseorang tinggi, rentan terjadi arterosklerosis yakni penyumbatan di pembuluh darah. Semakin rendah jumlah kolesterol LDL, semakin rendah risiko terserang penyakit. Jika LDL mencapai 160 atau lebih, itu sudah dianggap tinggi sehingga dokter biasanya akan meresepkan statin.

"LDL diketahui mengandung protein B-100 sedangkan HDL mengandung protein A-1 dan A-2. Tipe protein sangat menentukan fungsi dari lipoprotein bersangkutan," terang dr Iwan.




Nah, untuk meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh, Anda bisa mengasup alpukat dan kacang-kacangan.

Sebaliknya batasi makanan yang berpotensi meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Misalnya saja telur burung puyuh yang kandungan kolesterolnya mencapai sekitar 3.640 mg, atau otak sapi yang kadar kolesterolnya juga tinggi yakni sekitar 2.300 mg.

http://health.detik.com/read/2015/09/21/090643/3023963/775/kolesterol-baik-dan-kolesterol-jahat-bagaimana-bedanya?l771108bcj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar