Selasa, 22 September 2015

Sering Tak Bergejala, Waspadai Gejala Kanker Lambung dan Usus


Jakarta, Kanker lambung dan usus merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Namun, kemungkinan pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut bisa lebih besar jika terdeteksi sejak dini. Semakin dini ditemukan, penyakit tersebut semakin bisa dikendalikan.

"Sekitar satu juta kasus kanker lambung diperkirakan terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, di Amerika Serikat terjadi sekitar dua puluh ribu kasus, dengan angka kematian mencapai sepuluh ribu penderita," ujar Dr Chua Tju Siang, pakar kesehatan saluran cerna dari Singapura, dalam diskusi tentang masalah pencernaan dan hati di Pisa Kafe, Menteng, Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/8/2015).

Dr Chua juga menyebutkan bahwa pria berisiko dua kali lebih besar terkena penyakit ini jika dibandingkan dengan wanita.

Kanker lambung pada awalnya tidak memiliki gejala khusus. Gangguan pencernaan yang terjadi karena gejala ini pun sangat umum, yaitu seperti sakit mag, sering bersendawa, perut kembung, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, mual, muntah serta kesulitan menelan. Namun jika kanker ini telah berkembang, maka dapat menimbulkan reaksi berupa penurunan berat badan secara signifikan, kelelahan, muntah darah, serta feses menjadi berwarna hitam.

Faktor risiko utama bagi terjangkitnya kanker ini adalah sejarah keluarga dan infeksi Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah bakteri yang ditemukan di dalam perut sekitar dua pertiga penduduk dunia. Hal ini dapat menyebabkan peradangan (gastritis), sakit maag dan merupakan penyebab utama dari kanker lambung.

Cara yang paling akurat untuk mendiagnosis kanker lambung sejak dini adalah dengan melakukan metode endoskopi pencernaan bagian atas, yang juga dikenal sebagai gastroskopia.

Metode ini menggunakan tabung tipis dengan kamera video di ujungnya yang dimasukkan ke dalam perut melalui kerongkongan. Dengan metode ini, pemeriksaan menyeluruh terhadap usus dan lambung dapat dilakukan secara lebih detil. Pada metode ini, juga dilakukan pemeriksaan terhadap infeksi Helicobacter pylori. Keseluruhan prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit.

Di Amerika, kanker lambung cenderung terjadi pada orang usia 60 tahun ke atas, sementara di Singapura, penyakit ini dapat terjadi pada usia yang lebih muda, yaitu sejak usia 35 tahun.

Faktor risiko lain termasuk diet yang mengandung bahan pengawet (nitrosoamines), memiliki golongan darah tipe A, serta memiliki gastritis atrofi, dan anemia pernisiosa, juga mampu memicu risiko seseorang mengidap kanker usus dan kanker lambung.

"Jika terdeteksi lebih awal, maka kita dapat memberikan penanganan yang lebih baik pula, serta dapat meningkatkan harapan untuk usia yang lebih panjang," tutup Dr Chua, ahli medis Rumah Sakit Mount Elizabeth yang telah memperoleh akreditasi sebagai ahli kesehatan pencernaan dari Departemen Kesehatan Singapura pada tahun 2002.(up/up)

http://health.detik.com/read/2015/08/27/080439/3002483/763/sering-tak-bergejala-waspadai-gejala-kanker-lambung-dan-usus?l771108bcj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar